Saturday, December 19, 2015

Tanggung Jawab Sosial Terhadap Konsumen dan Iklan yang Menyesatkan dan Mengelabui Konsumen

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 18 Desember 2015
Pertemuan ke 13 dan 14 

TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP KONSUMEN

Walaupun kebutuhan dan keinginan setiap konsumen adalah berbeda, tetapi semua konsumen melakukan hal yang sama, yaitu konsumsi barang dan jasa. Setiap konsumen mendambakan memperoleh hak-haknya dengan layak, memiliki bargaining power yang sama tatkala melakukan transaksi dengan produsen. Adapun beberapa praktik yang merugikan konsumen adalah manipulasi harga, promosi pengurangan harga yang tidak benar, biaya kemasan, shortweighting and slackfilling, penempatan produk yang mentah atau rusak, manipulasi timbangan, pemberian harga yang ganjil, dan tanpa tanggal kedaluwarsa. Karena itu konsumen membutuhkan bimbingan dan perlindungan dari semua pihak yang terlibat dalam proses penyediaan makanan, terutama dari pihak pemerintah dan legislatif.

Perlindungan terhadap konsumen bukan hanya datang dari pemerintah, tetapi juga harus datang dari pihak legislatif sebagai lembaga tertinggi yang mempunyai wewenang membuat undang-undang. Konsumen tetaplah harus memperhatikan hak-haknya, mencari informasi, mengolah informasi, dan melakukan penilaian terhadap mutu makanan yang dipilihnya. Sejarah pergerakan hak-hak konsumen mencatat bahwa hak-hak konsumen secara resmi dikemukakan pertama kali oleh Presiden Amerika John F. Kennedy dihadapan Kongres Amerika pada tahun 1962, yang dikenal sebagai Consumer's Bill of Right, yang isinya adalah hak untuk memperoleh keamanan (the right to be safety), hak memperoleh informasi (the right to be informed), hak untuk didengar (the right to be heard), dan hak untuk memilih (the right to choose). Hak-hak konsumen juga dicantumkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.


IKLAN YANG MENYESATKAN DAN MENGELABUI KONSUMEN

Salah satu kegiatan produsen yang sangat merugikan konsumen adalah pemberian informasi yang mengelabui. Pada prinsipnya, ada empat jenis informasi yang mengelabui, yaitu: objective claim, subjective claim, the claim with two meanings, dan unsubstantianed claim. Klaim atau pernyataan yang objektiv adalah suatu informasi yang diberikan kepada konsumen tentang karakteristik suatu produk. Kebenaran dari informasi ini dapat dibuktikan melalui pengujian atau dibandingkan dengan standar yang telah ada. Bentuk kedua dari informasi ini adalah klaim atau pernyataan subjektif. Informasi seperti ini sukar dibuktikan kebenarannya bukan karena ketidakcukupan pengetahuan, tetapi kriteria yang akan digunakan bersifat sangat subjektif sehingga sukar diukur secara objektif. Bentuk ketiga dan informasi yang mengelabui adalah klaim atau pernyataan yang mengandung dua arti, sebagian benar dan sebagian salah, dan yang bentuk keempat adalah yang tidak mempunyai dasar dan tidak didukung oleh logika.

Proses Keputusan Konsumen: Pembelian, Konsumsi, dan Kepuasan Konsumen

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 11 Desember 2015
Pertemuan ke-12

Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli dan bagaimana cara membayarnya. Pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan dalam 3 macam, yaitu: pembelian yang terencana sepenuhnya, pembelian yang separuh terencana, dan pembelian yang tidak terencana. Proses pembelian meliputi tahap pencarian informasi, mengambil dana, berhubungan dengan toko, mencari produk, dan transaksi. Tahap keempat dari proses keputusan adalah konsumsi. Produk yang dikonsumsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: barang tahan lama dan barang tidak tahan lama. Untuk mengetahui konsumsi produk, maka seorang pemasar harus mengetahui tiga hal, yaitu frekuensi konsumsi, jumlah konsumsi, dan tujuan konsumsi.

Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan konsumen atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah The Expectancy Disconfirmation Model, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan sesungguhnya yang diperoleh .Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan disebut sebagai diskonfirmasi positif sehingga konsumen akan merasa puas. Produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi sederhana. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi negatif, sehingga konsumen merasa tidak puas.

Konsumen yang merasa puas terhada produk atau merek yang dikonsmsi akan membeli ulang produk tersebut. Pembelian ulang yang terus menerus dari produk dan merek yang sama akan menunjukan loyalitas konsumen terhadap merek. Inilah yang disebut sebagai loyalitas merek, suatu hal yang diharapkan produsen. Loyalitas merek diartikan sebagai sikap positif seorang konsumen terhadap suatu merek, konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang merek yang sama pada saat sekarang maupun masa datang. Keinginan yang kuat tersebut dibuktikan dengan selalu membeli merek yang sama. Loyalitas merek sangat terkait dengan kepuasan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen akan mempengaruhi derajat loyalitas merek seseorang.

Sunday, December 6, 2015

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen: Pengenalan Kebutuhan, Pencarian Informasi, dan Evaluasi Alternatif

Matakuliah Perilaku Konsume
Jumat, 4 Desember 2015
Pertemuan ke


Model manusia adalah suatu model tingkah laku keputusan dari seorang indvidu berdasarkan empat perspektif, yaitu manusia ekonomi (economic man), manusia pasif (passive man), manusia kognitif (cognitive man), dan manusia emosional (emotional man). Model manusia ini menggambarkan bagaiman dan mengapa seorang individu berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.

Ada tiga tipe pengambilan konsumen: (a) pemecahan masalah yang diperluas, (b) pemecahan masalah yang terbatas, (c) pemecahan masalah rutin, Konsumen membutuhkan informasi yang banyak  untuk menetapkan kriteria dalam nilai merek tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek. 

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah. Ada nenerapa fakor yang mempengaruhi keaktifan kebutuhan yaitu waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, dan pengaruh pemasaran. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli suatu produk. Ada tiga faktor yang menentukan proses pencarian informasi yang ekstensif, yaitu faktor risiko produk, karakteristik konsumen, dan faktor situasi. 

Tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Ada tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi, yaitu harga, merek, dan negara asal pembuat produk. Setelah menentukan alternatif yang dipilih, selanjutnya konsumen akan menentukan produk  atau merek yang akan dipilihnya. Teknik pemilihan dalam alternatif ini, yaitu decision rule adalah teknik yang digunakan konsumen dalam memilih alternatif produk atau merek. Teknik pemilihan terbagi menjadi dua teknik utama, yaitu teknik kompensatori dan teknin nonkompensasori.

Prinsip dari teknik kompensatori adalah kelebihan suatu atribut dari sebuah merek dapat menutupi kelemahan dari atribut lainnya. Teknik nonkompensatori diterapkan oleh konsumen pada situasi keterlibatan rendah. Teknik ini menyatakan bahwa skor yang tinggi pada satu atribut tidak bisa menutupi skor yang rendah pada atribut lainnya. Teknik nonkompensatori disebut juga sebagai model heirarki pilihan (heirarchical models of choice atau heuristic models of choice), dimana konsumen membandingkan skor atribut satu persatu. Beberapa teknik nonkompensatori adalah teknik leksikografik, teknik pengurangan bertahap, teknik konjungtif, dan teknik disjungtif.

Saturday, November 28, 2015

Lingkungan dan Situasi Konsumen, dan Pengaruh Teknologi terhadap Perilaku Konsumen

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 27 November 2015
Pertemuan ke-10

LINGKUNGAN DAN SITUASI KONSUMEN

Lingkungan konsumen terbagi kedalam dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen, termasuk didalamnya adalah beragam produk, tokp, maupun lokasi toko dan produk di dalam toko.

Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen, lingkungan dibagi menjadi lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat dekat dengan konsume yang akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kognitif konsumen secara langsung. Lingkungan makro adalah lingkungan yang jauh dari konsumen, bersifat umum dan berskala luas, dan memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat. Situasi bukanlah lingkungan fisik atau karakteristik lingkungan sosial. Situasi konsumen terdiri atas tiga macam: situasi komunikasi, situasi pembelian, dan situasi penggunaan. 

Beberapa karakteristik lingkungan toko yang perlu diperhatikan adalah lokasi toko, layout, musik, display barang, dan kesesakan. Lingkungan sosial toko adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya. Waktu adalah faktor situasi penting lainnya yang mempengaruhi pembelian di toko. Situasi konsumen ketiga adalah situasi konsumsi atau situasi pemakaian atau situasi penggunaan barang dan jasa, yaitu situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Produk-produk pemakaian alas kaki misalnya dibedakan kedalam beberapa macam situasi pemakaian: pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja.

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Dunia mengalami perkembangan teknologi yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir ini, terutama teknologi di bidang komunikasi seperti internet dan telepon genggam. Internet pun merupakan teknologi yang pesat berkembang. Hampir setiap individu memiliki akses internet. Situs-situs jejaring sosial menjadi situs paling banyak diminati, Sehingga gerai-gerai internetpun dapat dengan mudah ditemukan. 

Tingginya frekuensi komunikasi melalui media internet menjadikan internet sebagai alat salah satu pemasaran yang efektif dan efisien. Kini banyak toko-toko online yang menawarkan melalui berbagai blog, web, maupun situ jejaring sosial seperti facebook, twitter. Adanya keberadaan toko online membuat konsumen dengan mudah mendapatkan barang yang diinginkan, dan lebih menghemat waktu. Maraknya menggunakan internet pun mendorong terjadinya penipuan yang berdampak negatif bagi masyarakat. Penipuan melalui internet dilakukan dengan mengirim email seolah undian berhadian dan lain sebagainya,

Kemajuan teknologi dibidang komunikasi terutama internet dan telepon genggam sangat berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembayaran. Sistem pembayaran yang digunakan saat ini adalah melalui internet perbankan dan mobile perbankan.

Kelompok Acuan

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 20 November 2015
Pertemuan ke-9

Kelompok Acuan

Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, Didalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota kelompok seringkali membuat keputusan bersama sebagai sebuah kelompok. 

Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan perilaku. Kelompok acuan akan memberi standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. 

Kelompok acuan dibedakan ke dalam formal dan informal, primer dan sekunder, aspirasi dan disosiasi. Tiga macam pengaruh kelompok acuan: pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai, dan pengaruh informasi.  Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen: kelompok persahabatan. kelompok belanja, kelompok kerja, kelompok maya, dan kelompok pegiat konsumen. Kelompok acuan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran: selebriti, ahli pakar, orang biasa, para eksekutif dan karyawan, atau juru bicara.  Seorang konsumen seringkali meminta pendapat mengenai produk dan jasa kepada teman, keluarga, atau kelompok acuan lainnya. Kelompok acuan yang memberikan pendapat disebut sebagai pemberi pengaruh. Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain dalam perilaku: (1) teori menetes, (2) arus dua tahap, dan (3) interaksi banyak tahap. 

Sunday, November 15, 2015

Karakteristik Demografi, Sosial, dan Ekonomi Konsumen dan Keluarga dan Rumah Tangga

Kuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 13 November 2015

Pada hari Jumat pagi ini hari pertama kuliah perilaku konsumen di sesi UAS dan diajar oleh Bu Mega. Kuliah pertama kali ini membahas dua bab sekaligus yaitu Karakterstik Demografi, Sosial, dan Ekonomi Konsumen serta Keluarga dan Rumah Tangga

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, SOSIAL, DAN EKONOMI KONSUMEN

Budaya yang ada dalam suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut subbudaya. Pengelompokan masyarakat biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan, dan sebagainya. Perbedaan kelompok terbsebut berdasarkan kepada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi konsumen. Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Misalnya, suku adalah variabel demografi, dimana kita bisa mendapatkan subbbudaya yang berbeda yaitu suku Sunda, suku Jawa, suku Batak, dan suku Melayu. Karakteristik demografi sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial. 

Kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokkan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk, jenis jasa, merek yang dikonsumsi konsumen, pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat barlibur dari seorang konsumen. Perbedaan kelas atar strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang. Ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan kedalam 3 kategori: variabel ekonomi (status pekerjaan, pendapatan, dan harta benda), variabel interaksi (prestis individu, asosiasi, dan sosialisasi), variabel politik (kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas).


KELUARGA DAN RUMAH TANGGA

Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen. Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar, karena keluarga memiliki pengaruh yang besar kepada konsumen, Analisis perilaku konsumen belumlah sempurna jika studi keluarga belum dilakukan. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah. Rumah tangga adalah istilah yang lebih luas dari keluarga, dan keluarga merupakan bagian dari rumah tangga. Adapun beberapa peran keluarga dalam pengambilan keputusan yaitu sebagai inisiator, pemberi pengaruh, penyaring informasi, pengambil keputusan, pembeli, dan pengguna. 

Beberapa studi mengidentifikasikan model pengambilan keputusan produk oleh sebuah keluarga: Istri Dominan Dalam Mengambil Keputusan, Suami Dominan Dalam Mengambil Keputusan, Keputusan Autonomi, Keputusan Bersama. 
Sosialisasi adalah proses bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan, keahlian, dan hubungan sosial yang menyebabkan ia mampu berpartisipasi sebagai anggota masyarakat. Arti sosialisasi disini adalah sosialisasi anak sebagai konsumen. Sosialisasi anak sebagai konsumen diartikan sebagai proses dimana seorang anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan sikap yang relevan dengan fungsinya sebagai konsumen di pasar. Proses sosialisasi tersebut juga diartikan sebagai proses bagaimana seorang anak memperoleh pengetahuan tentang barang dan jasa serta pengetahuan konsumsi, dan pencarian informasi dan keterampilan untuk menawar barang dan jasa.  

Saturday, October 24, 2015

SIkap Konsumen, Pengaruh Agama terhadap Perilaku Konsumen, dan Budaya

Mata Kuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 16 Oktober 2015
Pertemuan ke-7

Pertemuan minggu ini membahas 3 bab sekaligus yaitu, Sikap Konsumen, Pengaruh Agama terhadap Perilaku Konsumen, dan Budaya. Pertemuan kali ini juga adalah pertemuan terakhir di sesi UTS...

SIKAP KONSUMEN

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap atribut dan manfaat dari objek tersebut. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atribut, dan manfaat. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.

Beberapa karakteristik sikap adalah:

  1. sikap memiliki objek
  2. konsistensi sikap
  3. sikap bisa positif, negatif, dan netral
  4. sikap bisa dibedakan berdasarkan intensitasnya
  5. resistensi sikap
  6. persistensi sikap
  7. keyakinan sikap
  8. sikap dan situasi
Beberapa fungsi sikap yang dipakai dalam strategi pemasaran adalah fungsi utilitarian, fungsi mempertahankan ego, fungsi ekspresi nilai, fungsi pengetahuan, kombinasi beberapa fungsi, mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa, memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan, mengubah evaluasi ralatif terhadap atribut, mengubah kepercayaan merek, menambahkan sebuah atribut kepada produk.

Menurut Tricomponent Attitude Model, sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif disebut juga sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen.

Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multiatribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri dari tiga model, yaitu The Attitude-Toward-Object Model, The Attitude-Toward-Behavior Model, dan The Theory-of-Reasoned-Action Model. Model Multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut yang dievaluasi. 

The Attitude Towar Object Model digunakan untuk mengukur sikap konsumen tehadap sebuah produk ata berbagai merek produk. Model tersebut menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya. Model Multiatribut menekankan adanya salience of attributes, Salience, artinya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen terhadap sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek ditentukan oleh dua hal, yaitu (1) kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk/merek dan (2) evaluasi pentingnya atribut dari produk.

Model sikap lainnya yang sering digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap suatu produk adalah Model Sikap Angka Ideal (The Ideal Point Model). Model tersebut mengemukakan bahwa model angka ideal ini akan memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk. Perbedaan utama model Fishbein dan ideal adalah terletak pada pengukuran sikap ideal menurut konsumen. Fishbein tidak mengukur sikap ideal menurut konsumen. Pada prinsipnya, model angka ideal ini memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan oleh konsumen. Model ini mengukur gap antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen.


PENGARUH AGAMA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Agama merupakan salah satu karakteristik demografi yang sangat penting. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh berbagai lembaga, tercatat beragam agama yang paling dianut oleh penduduk di dunia, yaitu Kristen, Islam, Hindu, Budha, Sikh, Sinto, Judaism, Bahai, Confusianism, Jainism, Zoroastianism, dan Taoism. Setiap agama memberi ajaran yang sangat berpengaruh terhadap sikap, persepsi, dan perilaku konsumen dari para penganutnya.

Agama merupakan kepercayan akan keberadaan Tuhan. Hampir sebagian besar manusia yang hidup di dunia, umumnya memeluk salah satu agama.Agama resmi yang dianut oleh penduduk Indonesia yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Agama Islam adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dan mempengaruhi kehidupan penduduk muslim di Indonesia. Dalam Agama Islam terdapat ajaran untuk mengakui keberadaan Allah, mendirikan shalat, menunaikan puasa ramadhan, membayar zakat, dan melakukan ibadah haji bagi yang mampu. Keenam prisip dasar dari ajaran Islam tersebut telah mempengaruhi bagaimana seorang muslim berperilaku sebagai konsumen. Konsumen muslim akan memilih dan mengkonsumsi makanan halal. Ketentuan makanan halal dalam ajaran Islam sangat mempengaruhi semua konsumen muslim dalam menentukan makanan yang dikonsumsinya.

Umat Nasrani, baik kristen Protestan maupun Katolik merayakan Natal. Pada saat perayaan Natal tersebut, terdapat tradisi untuk memberikan hadial kepada orang yang disayangi, seperti keluarga dan teman. Oleh karena itu konsumen yang menganut agama ini membeli berbagai macam barang yang dijadikan hadian ketika mendekati perayaan Natal.

Dalam ajaran Budha terdapat keyakinan bahwa umat Budha harus menjadi seorang vegetarian. Vegetarian merupakan salah satu jenis perilaku konsumen dalam menentukan asupan makanan yang dikonsumsi. Seorang yang vegetarian memilih untuk tidak mengkonsumsi pangan yang berasal dari hewan. Vegetarian lebih memilik untuk mengkonsumsi pangan yang berasal dari tumbuhan.

Jika dalan ajaran agama Budha terdapat ajaran mengenai tidak boleh makan daging atau vegetarian, di dalam ajaran agama Hindu terdapat ajaran mengenai pelanggaran untuk memakan daging sapi, karena disebabkan bahwa hewan sapi adalah binatang yang suci.

Sangat berpengaruh ajaran atau aturan agama dalam pola konsumsi masyarakat sangat disadari oleh konsumen. Tidak jarang iklan, baik iklan media TV maupun iklam media cetak yang mengkaitkan produk mereka dengan kebutuhan agama. Para pemasar pun mempergunakan kesempatan tersebut, karena para pemasar menyadari bahwa secara umum masyarakat indonesia sangat dipengaruhi oleh ajaran agama,


BUDAYA

Konsep subbudaya sangat terkait dengan demografi, dimana demografi akan menggambarkan karakteristik suatu produk. Dalam variabel demografi tersebut, bisa mendapatkan subbudaya yang berbeda, yaitu suku Sunda, suku Jawa, suku Batak, suku Melayu. Karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan adalah sumber daya meterial yang sangat penting bagi konsumen. Para peneliti sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan data pendapatan dari konsumen. Konsumen merasa tidak nyama jika harus mengungkapkan pendapatan yang diterimanya, dan sebagian merasa bahwa pendapatan adalah suatu hal yang bersifat pribadi. Untuk menganalisis kesulitan tersebut, para peneliti menggunaka metode lain dalam mengukur pendapatan seorang konsumen yaitu dengan pendekatan pengeluaran konsumen. Pendapatan bukanlah satu-satunya sumber daya ekonomi konsumen. Kredit dan kartu kredit merupakan sumber daya ekonomi lainnya yang sangat penting. 

Kelas sosial adalah bentuk lain pengelompokan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas sosial juga mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat liburan. Perbedaan kelas atau strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilihan harta benda, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut. Ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan kedalam tida kategori: 
  1. variabel ekonomi (status pekerjaan, pendapatan, dan harta benda)
  2. variabel interaksi (prestis individu, asosiasi, dan sosialisasi)
  3. variabel politik ( kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas)

Friday, October 9, 2015

Pengolahan Informasi dan Persepsi Konsumen seerta Pengetahuan Konsumen

Mata Kuliah Perilaku Konsumen
Pertemuan ke - 6
Jumat, 9 Oktober 2015

Pada pertemuan Ke - 6 ini membahas 2 materi sekaligus yaitu "Pengolahan Informasi dan Persepsi Konsumen" dan "Pengetahuan Konsumen" dengan waktu yang singkat kurang lebih 2 jam dimulai pukul 08.00 - 10.00 WIB

PENGOLAHAN INFORMASI DAN PERSEPSI KONSUMEN
Engel, Bleckwell, dan Miniard (1995) mengutip pendapat William McGuire yang menyatakan bahwa ada lima tahap dalam pengolahan informasi, yaitu:

  1. Pemaparan (exposure): pemaparan stimulus, yang menyebabkan konsumen menyadari stimulus melalui pancaindera.
  2. Perhatian (attention): kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumenterhadap stimulus yang masuk,
  3. Pemahaman (comprehension): interpretasi terhadap makna stimulus.
  4. Penerimaan (acceptance): dampak persuasif stimulus kepada konsumen
  5. Retensi (retention): pengalihan makna stimulus ke ingatan dalam jangka panjang (long-term memory).

Tahap pertama adalah pemaparan. Pemaparan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Konsep yang penting pada tahap pemaparan adalah sensasi, ambang absolut, dan ambang berbeda. Konsumen yang merasakan stimulus yang datang ke salah satu pancainderanya disebut sebagai sensasi. Sensasi adalah respons langsung dan cepat dari pancaindera terhadap stimulus yang datang. Stimulus merupakan input yang datang dari pemasar yang disampaikan kepada konsumen. Stimulus tersebut berupa merek, iklan, maupun kemasan, Sensasi dipengaruhi oleh ambang absolut (the absolute threshold) dan ambang berbeda (the differential threshold). Ambang absolut adalah jumlah minimum intensitas atau energi stimulus yang diperlukan oleh seorang konsumen agar ia merasakan sensasi, Faktor kedua yang mempengaruhi sensasi adalah ambang berbeda, yaitu batas perbedaan terkecil yang dapat dirasakan antara dua stimulus yang mirip.

Tahap kedua adalah perhatian. Perhatian dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor stimulus, dimana faktor stimulus meliputi ukuran stimulus, warna, intensitas, kontras, posisi, petunjuk, gerakan, kebauran, isolasi, stimulus yang disengaja, pemberi pesan yang menarik, dan perubahan gambar yang cepat.

Tahap ketiga adalah pemahaman. Pemahaman adalah usaha konsumen untuk mengartikan atau menginterpretasikan stimulus. Konsumen cenderung untuk melakukan pengelompokan stimulus, sehingga memandang sebagai satu kesatuan, inilah yang disebut sebagai perceptual organization. Ada tiga prinsip perceptual organization: figur and ground, grouping, dan closure.

Tahap keempat adalah penerimaan. Setelah konsumen melihat, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut, maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut, Inilah yang disebut sebagai persepsi konsumen terhadap objek tersebut atau citra produk. Persepsi konsumen merupakan output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus. Di dalam konteks pemasaran, maka persepsi konsumen bisa berupa persepsi produk, persepsi toko, ataupun persepsi terhadap produsen.

Tahap kelima adalah retensi. Retensi yaitu proses memindahkan informasi ke memori jangka panjang (long-term memory). Informasi yang disimpan adalah interpretasi konsumen terhadap stimulus yang diterimanya. Ada tiga macam memori konsumen, yaitu memori sensori, memori jangka pendek (short-term memory), dan memori jangka panjang (long-term memory). Proses penyimpanan informasi di long-term memory melibatkan dua kegiatan penting yang dilakukan oleh konsume, yaitu rehearsal dan encoding.

Setelah konsumen menyimpan informasi di dalam long-term memory, maka suatu saat ia akan memanggil kembali atau mengingat informasi tersebut untuk dipakai sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Proses ini dikenal sebagai retrieval.

PENGETAHUAN KONSUMEN
Para ahli psikologi kognitif membagi pengetahuan kedalam pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) dan pengetahuan prosedur (procedural knowledge). Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui seseorang. Pengetahuan prosedur adalah pengetahuan mengenai bagaimana fakta-fakta digunakan. Mowen dan Minor (1998) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori: pengetahuan objektif (objective knowledge), pengetahuan subjektif (subjective knowledge), dan informasi lainnya.  Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) membagi pengetahuan konsumen kedalam tiga macam: pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian.

Tingkat Pengetahuan Produk
Tingkat pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi produk, merek, terminoligi produk, atribut atau fitur produk, harga produk, dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan Olson (2010) menyebutkan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda, meliputi kelas produk (product class), bentuk produk (product form), merek (brand), dan model.

Pengetahuan tentang manfaat produk adalah penting bagi konsumen, karena pengetahuan ini akan mempengaruhi keputusan pembeliannya. Ada dua jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu produk, yaitu manfaat fungsional (functional consequences) dan manfaat psikososial (psychosocial consequences). Manfaat konsumen adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis. Manfaat psikososial adalah aspek psikologi (perasaan, emosi, dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

Manfaat suatu produk dapat dijadikan dasar untuk melakukan segmentasi pasar, disebut sebagai benefit segmentation. Manfaat negatif yang dirasakan oleh konsumen disebut juga sebagai risiko. Konsumen sering kali merasakan manfaat negatif tersebut berdasarkan kepada persepsinya mengenai manfaat tersebut, inilah yang disebut sebagai persepsi risiko (perceived risk). Persepsi risiko terdiri atas risiko fungsi, risiko keuangan, risiko fisik, risiko psikologis, risiko sosial, risiko waktu, dan risiko hilangnya kesempatan (opportunity loss).

Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk, dan penempatan produk. Perilaku membeli memiliki urutan sebagai berikut: store contact, product contact, dan transaction. Store contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet, dan memasuki outlet. Pada product contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir. Sedangkan pada transaction, konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet, atau alat pembayaran lainnya.

Tuesday, October 6, 2015

Konsep Diri dan Pola Konsumsi

Mata Kuliah Perilaku Konsumen
Pertemuan ke-5
Jumat, 2 Oktober 2015

Konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya yang meliputi kesehatan fisiknya, karakteristik lainnya seperti kekuatan, kejujuran, dan rasa humor. Solomon (2009) menyatakan bahwa konsep diri mengacu pada kepercayaan yang dipegang seseorang mengenai atribut mereka dan bagaimana mereka mengevaluasi kualitas ini.

Loudon dan Bella Bita (1993) menyatakan bahwa ada 4 teori utama tentang konsep diri, yaitu:
  1. Self-Appraisal, teori ini menyatakan bahwa konsep diri seseorang terkait dengan perilakunya yang diterima masyarakat dan ditolak masyarakat.
  2. Reflected Appraisal atau looking-glass self, teori ini menyatakan bahwa konsep diri akan terbentuk karena seseorang menerima penghargaan dari orang lain, yaitu penghargaan dari orang-orang yang dianggap penting bagi seseorang, misalnya orang tua, teman, saudara, guru, dosen). Teori tersebut juga cenderung menganggap bahwa orang adalah pasif.
  3. Social Comparison, bahwa konsep diri seseorang sangat tergantung bagaimana dia memandang dirinya dalam kaitannta dengan orang lain.
  4. Biased Scanning, bahwa konsep diri sangat terkait dengan motivasi, yaitu bagaimana pandangan seseorang terhadap lingkungannya.
Dimensi konsep diri, menurut Solomon (2009) mengatakan konsep diri terdiri atas banyak unsur, dimensi, atau atribut. Atribut konsep diri tersebut adalah:
  1. Dimensi isi, kesesuaian antara penampilan fisik dengan kepribadian.
  2. Nilai positif atau negatif, misalnya kepercayaan diri. Kepercayaan diri seseorang akan semakin meningkat jika kemampuan dan keahliannya tinggi. Tingkat pendidikan dan lingkungan, serta keahlian dan kemampuan akan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.
  3. Intensitas, stabilitas, dan akurasi. Contohnya adalah hasil evaluasi pribadi yang dihubungkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Hawkins dan Mothersbaugh (2010) membagi konsep diri menjadi 4 bagian, yaitu konsep diri aktual vs. konsep diri ideal dan konsep diri pribadi vs. konsep diri sosial.
  1. Actual self-concept, yaitu bagaimana saya melihat diri saya yang sebenarnya?
  2. Ideal self-concept, yaitu "saya ingin menjadi apa?" atau dirinya yang ideal. Konsep tersebut juga terkait dengan harga diri. Harga diri adalah sikap positif seseorang terhadap dirinya sendiri. Harga diri ideal adalah konsep diri seseorang mengenai keinginan untuk menjadi seseorang dengan sifat dan karakter tertentu, sedangkan konsep diri aktual adalah pandangan seseorang tentang karakter atau sifat-sifat yang dimilikinya ataupun yang tidak dimilikinya.
  3. Private self-concept, hampir sama dengan actual self-concept yaitu bagaimana saya melihat diri saya yang sebenarnya?
  4. Social self-concept, yaitu pandangan masyarakat atau orang lain terhadap diri seseorang atau keinginan seseorang mengenai bagaimana seharusnya masyarakat atau orang lain melihat dirinya. 
Konsep diri sering juga dibagi ke dalam lima kategori, yaitu:
  1. The actual self adalah bagaimana seseorang mengerti secara langsung tentang dirinya.
  2. The ideal self adalah bagaimana seseorang mengerti akan kainginan dirinya.
  3. The social self adalah bagaimana perhatian seseorang untuk berkeyakinan dapat mengerti orang lain.
  4. The ideal social self adalah bagaimana seseorang menginginkan orang lain untuk melihatnya.
  5. The expected self adalah bagaimana seseorang menjelaskan keinginannya untuk melakukan sesuatu.
Blyte (2008) menyebutkan lima komponen dari konsep diri, yaitu:
  1. Real self adalah konsep diri yang sesungguhnya sebagaimana orang lain melihat diri kita.
  2. Self image adalah konsep diri yang subjektif sebagaimana kita melihat diri kita.
  3. Ideal self adalah konsep diri seperti apa yang kita inginkan.
  4. Looking-glass self adalah konsep diri sosial, yaitu bagaimana pikiran kita tentang pandangan orang lain terhadap diri kita.
  5. Possible selves adalah konsep diri yang mungkin terjadi pada diri kita, yaitu konsep diri yang diinginkan untuk dapat terjadi.
Sel Monitoring:
Seseorang akan berusaha mencapai konsep diri yang ideal. Ia akan memperhatikan apa yang dikatakan oleh orang lain tentang dirinya dan juga melakukan tindakan dan perilaku yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh orang lain. Dengan kata lain, ia akan belajar dari oarang-orang disekelilingnya.

Independent dan Interdependent Self-Concept, Hawkins dan Mothersbaugh (2010):
  • Independent self-concept dipengaruhi oleh budaya barat yang menyatakan bahwa tidak ada keterkaitan antar individu. Titik berat pada konsep ini adalah tujuan pribadi, karakterististik, pencapaian, dan keinginan. Seseorang yang memiliki konsep tersebut akan cenderung individualistis, otonom, egosentrik, percaya diri, dan pendiam.
  • Interdependent self-concept menekankan pentingnya hubungan antar individu, konsep ini dilandasi oleh budaya Asia. Penekan konsep ini adalah keluarga, kebudayaan, profesional, dan hubungan-hubungan sosial lainnya. Seseorang yang memiliki konsep ini akan cenderung patuh, sosiosentrik, holistik, dan berorientasi kepada hubungan.


Monday, September 28, 2015

Proses Belajar Konsumen

Mata Kuliah Perilaku Konsumen


Jumat, 25 September 2015 kuliah pertemuan ke empat ini membahas tentang Proses Belajar Konsumen. Proses belajar konsumen adalah sebuah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan ia terapkan pada perilaku yang terkait pada masa datang. Bahwa belajar merupakan suatu proses unntuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman sehingga akan mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen. Adapun hal yang penting dari belajar yaitu pertama, suatu proses yang berkelanjutan. Kedua, pengalaman memainkan peranan dalam proses belajar. Ketiga, terminologi belajar memiliki makna yang luas. Ada empat unsur yang mendorong proses belajar tersebut menurut Schiffman dan Kanuk, 2010 yaitu:

  1. Motivation, adanya dorongan dari dalam diri konsumen dan muncul karena adanya kebutuhan.
  2. Isyarat (Cues), stimulus yang mengarahkan motivasi tersebut. Isyarat akan mempengaruhi cara konsumen bereaksi terhadap suatu motivasi. Iklan, kemasan produk, dan harga adalah stimulus atau isyarat yang akan mempengaruhi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
  3. Respons, reaksi konsumen terhadap isyarat.
  4. Pendorong atau Penguatan (Reinforcement), sesuatu yang meningkatkan kecenderungan seorang konsumen untuk berperilaku pada masa datang karena adanya isyarat atau stimulus.
Proses belajar dibagi menjadi 2 kategori:
  • Proses Belajar Kognitif
Proses belajar kognitif adalah proses belajar yang dicirikan oleh adanya perubahan pengetahuan, yang menekankan kepada proses mental konsumen untuk mempelajari informasi. Proses belajar tersebut membahas bagaimana informasi ditransper dan disimpan di memori jangka panjang (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995).
  • Proses Belajar Perilaku 
Proses belajar perilaku adalah proses belajar yang terjadi ketika konsumen bereaksi terhadap lingkungannya atau stimulus luar. Mowen dan Minor (1998, hal. 130) proses belajar perilaku adalah proses dimana pengalaman dengan lingkungan akan menyebabkan perubahan perilaku yang relatif permanen.

Proses belajar perilaku terbagi menjadi proses belajar classical conditioning, proses belajar operant conditioning, dan proses belajar social learning atau observational learning.
  • Proses belajar classical conditioning
Suatu teori yang mengutarakan bahwa makhluk hidup, baik manusia maupun binatang adalah makhluk pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu melalui pengulangan. Contohnya adalah pada percobaan Pavlov yaitu antara hewan anjing, bell, dan daging makanannya. Aplikasi proses belajar classical conditioning dalam pemasaran yaitu ada tiga konsep, pengulangan (repetition), generalisasi stimulus (stimulus generalization), dan diskriminasi stimulus (stimulus disctimination).
  • Proses belajar operant conditioning
Proses belajar yang terjadi pada diri konsumen akibat konsumen menerima imbalan yang positif ataupun negatif  (reward) karena mengkonsumsi suatu produk sebelumnya. Operant conditioning memiliki empat konsep penting, yang pertama adalah penguat (reinforcer), yaitu suatu yangsangan yang meningkatkan peluang seseorang untuk mengulangi perilaku yang pernah dilakukannya. Reinforcer terdiri dari  positive reinforcement dan negative reinforcement. Konsep kedua adalah hukuman. Ketiga adalah kepunahan, dan yang ke empat adalah shaping
  • Proses belajar observational learning
Proses belajar yang dilakukan konsumen ketika ia mengamati tindakan ataupun perilaku orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Peter dan Olson, 2010 menyebutkan ada 3 penggunaan pada social learning dalam strategi pemasaran yaitu:
  1. Mengembangkan respons baru, digunakan untuk memperkenalkan berbagai penggunaan produk-produk baru yang selama ini belum terpikirkan oleh konsumen.
  2. Mencegah respons yang tidak dikehendaki
  3. Memfasilitasi respons. 

Sunday, September 20, 2015

Kepribadian

Kuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 18 September 2015

Pada pertemuan kuliah hari ini di minggu ketiga membahas tentang "Kepribadian".
Memahami kepribadian konsumen adalah penting bagi pemasar karena kepribadian bisa terkait dengan perilaku konsumen. 

"Personality, which refers to a person's unique psychological makeup and how it consistently influences the way a person respond to his/her environment" (Solomon, 2009).

Bahwa kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu.

Karakteristik Kepribadian:

a. Kepribadian Menggambarkan Perbedaan Individu
    Menunjukan karakteristik yang terdalam pada diri manusia, yang merupakan gabungan dari banyak faktor yang unik.
b. Kepribadian Menunjukkan Konsistensi dan Berlangsung Lama
      Karakteristik individu telah terbentuk sejak masa kecil dan telah mempengaruhi perilaku individu tersebut secara konsisten dalam waktu yang relatif lama. Kepribadian cenderung bersifat permanen dan sulit berubah.
c. Kepribadian Dapat Berubah
    Kepribadian bersifat permanen dan konsisten, namun bukan berarti bisa berubah. Situasi bisa menyebabkan seseorang mengubah kepribadiaanya. Seorang anak yang tumbuh menjadi usia dewasa mungkin akan memiliki sifat yang berbeda dengan kriteria ketika masih kecil. 

Teori Kepribadian:
1. Teori Kapribadian Freud
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs) atau dorongan dari dalam diri manusia (drive), seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari atas tiga unsur yang saling berinteraksi, yaitu Id, Ego, dan Superego.
.
  • Id, adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu seks. Unsur Id akan memerlukan prinsip kepuasan (pleasure principle atau immediate satisfaction).
  • Ego, merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Berfungsi menjadi penengah antara Id dan Superego. Ego berusaha menyeimbangkan apa yang ingin dipenuhi oleh Id dan apa yang dituntut oleh Superego agar sesuai dengan norma sosial. Ego bekerja dengan prinsip realitas, yaitu ia berusaha agar manusia dapat memenuhi kebutuhan fisiologisnya tetapi sesuai dengan aturan yang baik dan buruk menurut masyarakat.
  • Superego, merupakan aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika, dan nilai-nilai masyarakat. Superego adalah kecenderungan manusia yang selalu ingin berbuat baik sesuai norma dan etika. Superego sebagai unsur yang berfungsi untuk mengurangi atau menekan nafsu biologis (Id).
2. Teori Freud dan Pemasaran
Bagaimana para pemasar menggunakan teori kepribadian Freud dalam komunikasi pemasaran? Secara naluriah, laki-laki menyukai wanita begitupun sebaliknya. Inilah unsur Id dari laki-laki maupun wanita. Laki-laki menyukai kecantikan dari seorang wanita. Prinsip dasar tersebut sering digunakan oleh pemasar denga menggunakan selebritis, model, maupun artis sebagai bintang iklan.

3. Teori Non-Freud (Teori Sosial Psikologi)
Teori ini merupakan kombinasi dari sosial dan psikologi. Teori ini menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Teori tersebut juga menyatakan bahwa hubungan sosial adalah faktor dominan dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia.

4. Teori Ciri (Trait Theory)
Teori tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dalam mengukur kepribadian konsumen. Teori ciri mengklasifikasikan manusia ke dalam karakteristik, sifat, atau cirinya yang paling menonjol. Ciri adalah karakteristik yang khusus.

Psikografik
Suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup , yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. 

Adapun hasil diskusi dari materi kepribadian tersebut,,
Pertanyaan
  1. Tuliskan 3 definisi kepribadian?
  2. Tuliskan definisi kepribadian menurut Ujang Sumarwan 2014?
  3. Tuliskan karakteristik dari kepribadian dan jelaskan masing – masing karakteristik tersebut?
  4. Jelaskan teori kepribadian Freud? 
  5. Jelaskan bagaimana aplikasi teori kepribadian Freud dalam pemasaran?
  6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori Neo Freud ( Teori Sosial Psikologi )?
  7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori Cri dan tulislah daftar ciri dari kepribadian Cattel ?
  8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya hidup dan apa kaitannya dengan kepribadian ?
  9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Psikografis ?
  10. Jelaskan bagaimana mengukur kepribadian ?
  11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan inventory Psikografis VALS ?
  12. Jelaskan hubungan kepribadian dengan perilaku konsumen ?
  13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kepribadian ciri inovatif konsumen?
  14. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dogmatisme dan karakter sosial?
  15. Jelaskan bagaimana pemasar menggunakan konsep kepribadian dan gaya hidup dalam  memasarkan promosi?
  16. Jelaskan bagaimana pendidik konsumen menggunakan konsep kepribadian dan gaya hidup dalam mengubah kebiasaan dan budaya buruk?
Jawaban 
  1. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995 : consumer studies, personality is defined as consistent responses to environmental stimuli. Menurut Solomon, 2009 : Personality, which refers to a person's unique psychological makeup and how it consistently influences the way a person responds to his/her environment. Menurut Schiffman and Kanuk, 2010 : personality be defined as those inner psychological characteristics that both determine and reflect how a person responds to his/her environment
  2. Menurut Ujang Sumarwan Kepribadian berkaitan dengan adannya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri (inner psychological characteristic). Ada beberapa karakteristik kepribadian, pertama kepribadian menggambarkan perbedaan individu, yang kedua kepribadian menunjukan konsistensi dan berlangsung lama, dan karakteristik yang terakhir bahwa kepribadian dapat berubah.
  3. Terdapat 3 Karakteristik Kepribadian :                                                                                           a. Kepribadian menggambarkan individu: Kepribadian menunjukkan karakteristik yang terdalam pada diri manusia. Kepribadian yang berbeda bisa diamati dengan perilakunya yang berbeda antar satu dan lainnya.                                                                                                     b. Kepribadian menunjukkan konsistensi dan berlangsung lama: Karakteristik individu terbentuk sejak masa kecil dan mempengaruhi perilaku individu secara konsisten dalam waktu relatif lama sehingga bersifat permanen dan sulit berubah.                                                           c. Kepribadian dapat berubah: Kepribadian bersifat permanen dan konsisten namun bukan berarti tidak bisa berubah. Situasi bisa menyebabkan seseorang mengubah kepribadiannya.
  4. Menurut freud kepribadian manusia terdiri atas 3 unsur yaitu id, superego, dan ego. Id adalah aspek biologis dalam diri manusia  sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis. Superego adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan manusia untuk tunduk dan patuh pada norma-norma sosial etika dan masyarakat. Ego adalah penengah antara id dan superego. Ego bekerja dengan prinsip realitas yaitu berusaha agar manusia dapat memenuhi kebutuhan fisiologis tetapi sesuai aturan.
  5. Aplikasi dari teori kepribadian Freud berdasarkan pada ketertarikan naluriah antara pria dan wanita serta sebaliknya. Laki-laki menyukai kecantikan, dan prinsip tersebut digunakan oleh pemasar dengan menggunakan selebriti atau model iklan, bahkan pemasar menggunakan wanita dengan memakai pakaian minim agar menarik minat konsumen kepada iklan produknya. Hal ini dikarenakan, pemasar menonjolkan unsur seksual dari wanita maupun laki laki dalam iklan tersebut, dengan harapan bahwa konsumen secara naluriah akan menyukai iklan yang berisi gambar gambar wanita atau laki laki yang diperlihatkan pada iklan tersebut.
  6. Teori Neo-Freud (Teori Sosial Psikologi) merupakan teori yang mengkombinasikan aspek sosial dan aspek psikologi. Teori ini menekankan kepada sikap manusia yang berusaha memenuhi tujuan dan  kebutuhannya. Manusia berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya.
  7. Teori Ciri adalah teori yang mengklasifikasikan manusia kedalam karakteristik atau sifat atau cirinya yang paling menonjol
Ciri Kepribadian dari Cattel
1
Pendiam ( Reserved ) vs Ramah (outgoing)
9
Percaya (trusting) vs Curiga (suspicious)
2
Bodoh ( Dull) vs Cerdas ( Bright )
10
Praktis (Practical) vs Abstrak (Imaginative)
3
Labil ( Unstable ) vs Stabil ( Stable )
11
Unpretentious vs  Polished
4
Penurut ( Docle ) vs Agresif ( Aggressive )
12
Self-assured vs self-reproaching
5
Serius ( Serious ) vs Santai ( Happy-go-lucky)
13
Conservative vs experimenting
6
Expedient vs consientious
14
Group-dependent vs self-sufficient
7
Pemalu (Shy) vs Mudah Bergaul ( uninhibited)
15
Undisciplined vs controlled
8
Teguh (Tough-minded) vs Lemah (Tender-minded)
16
Relaxed vs tense
88. Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian. Kepribadian lebih menggambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri manusia. Walaupun kedua konsep tersebut berbeda, namun gaya hidup dan kepribadian saling berhubungan. Kepribadian merefleksikan karakteristik internal dari konsumen, gaya hidup menggambarkan manifestasi eksternal dari karakteristik tersebut, yaitu perilaku seseorang
99. Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Psikografik juga adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan demografi konsumen. 
  10. instrumen untuk mengukur ciri kepribadian terdiri atas 3 ciri : sosial, santai, dan kontrol diri. Untuk mengukur kepribadian dapat mengisi kuisioner seprti berikut :
#. Pilih angka sebagai berikut
(1 = Tidak stuju , 2 = netral 3 = stuju)

A.      sosial
1.       Saya selalu senang untuk berkumpul dengan teman-teman dan saudara – saudara saya.
2.       Saya menganggap diri saya sangat social, mudah bergaul.
3.       Saya sangat mudah untuk bergaul dengan orang – orang pada pertemuan sosial .
4.       Ketika saya bersama sebuah kelompok kecil saya biasanya ada dibelakang dan membiarkan orang lain yang banyak bicara
5.       Saya menganggap memiliki sedikit teman dibandingkan kebanyakan orang – orang
6.       Saya menggangap sebagai orang yang sangat bermanfaat

B.      Santai
7.       Saya akan tegang ketika memikirkan banyak hal yang akan saya hadapi
8.       Jika berpikir kebelakang kadang kadang sangat menyakitkan saya.
9.       Saya ingin mengetahui bagaimana bisa santai
10.   Saya mengabaikan dari masalah krisis atau kesulitan yang saya hadapi.

C.      Kontrol Diri
11.   Kadang kadang saya merasa tidak cukup bisa mengontol tentang arah hidup saya.
12.   Kadang kadang saya merasa memiliki sedikit pengaruh terhadap apa yang terjadi pada diri saya
13.   Apa yang terjadi pada diri saya adalah hasil perbuatan saya sendiri
14.   Sukses adalah hasil kerja keras seseorang, tidak ada kaitannya dengan keberutungan
15.   Memperoleh pekerjaan baik sangat tergantung kepada anda ketika berada pada tempat yang tepat dan saat yang tepat.

111.  Seorang pakar yang bernama Arnold Mitchell dari The Standford Research Institute (SRI) International di California mengembangkan suatu konsep yang disebut sebagai The Value and Lifestyles System (VALS), yang mengklasifikasikan gaya hidup orang Amerika. Konsep VALS adalah instrumen untuk menidentifikasi nilai dan gaya hidup konsumen Amerika berdasarkan kepada bagaimana konsumen menyetujui atau tidak setuju dengan berbagai isu sosial, yang kemudia dikenal sebagai VALS. Menurut Mowen dan Minor (1998), VALS telah digunakan oleh berbagai perusahaan selama bertahun-tahun untuk melakukan segmentasi pasar, dan dipakai sebagai acuan untuk mengembangkan konsep iklan dan strategi produk.
Berikut ada ada 8 segmen dalam VALS dan cirinya:
a. Actualizer: konsumen yang sukses, aktif,  memperhatikan,  memiliki kepercayaan dan harga diri yang tinggi.

b. Fulfilleds: dewasa, bertanggung jawab, profesional dan berpendidikan baik, memiliki pendapatan yang tinggi, sangat terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan sosial.

c. Believers: pendapatan relatif kecil, konservatif, lebih menyukai produk Barat dan merek yang ternama.

d. Achievers: memilikin pendapatan yang tinggi dan berorientasi status, menyukai produk-produk yang terkenal

e. Strivers: memiliki pendapatan rendah dan berorientasi status, memiliki sumber daya ekonomi yang kecil. Bagi mereka bergaya itu penting.

f. Experiencers: memiliki pendapatan tinggi dan berorientasi tindakan, memiliki banyak tenaga, aktif dalam kegiatan sosial maupun olahraga, menyukai produk yang baru.

g. Makers:  memiliki pendapatan rendah dan berorientasi tindakan, senang bersama keluarga, menyukai pekerjaan dan reaksi alam

h. Strugglers: memiliki pendapatan yang paling rendah, loyal terhadap suatu merek.

  12.  para pemasar berusaha mengetahui kepribadian konsumen dan pengaruh nya terhadap prilaku konsumen. pemahaman tersebut sangat penting agar pemasar dapat merancang komunikasi yang sesuai dengan sasaran konsumen yang di tuju. Pemasaran mengharapkan konsumen menilai produk atau jasa sebagai sesuatu yang cocok bagi kepribadiannya sehingga mereka menyukai membeli dan menggunakan produk tersebut.

  13.   Kepribadian ciri inovatif konsumen menggambarka tingkat penerimaan konsumen terhadap produk-produk atau jasa baru. Pemasar ingin mengetahui bagaimana produk-produk baru bisa diterima oleh konsumen. konsumen memiliki perbedaan dalam derajat keinginannya untuk mencoba hal-hal yang baru.

  14.   -Dogmatisme adalah sebuah kepribadian ciri yang mengukur tingkat kekakuan seseorang dalam menerima segala sesuatu yang tidak dikenal atau menerima informasi yang bertentangan dengan kepercayaan yang dimiliki.
-Karakter Sosial adalah salah satu kepribadian ciri lainnya. Kepribadian ciri karakter sosial akan mengidentifikasi dan membagi individu ke dalam berbagai jenis sosial budaya yang berbeda.

  15.  Konsep kepribadian konsumen penting bagi pemasar karena kepribadian individu bisa terkait dengan perilaku individu dalam melakukan suatu konsumsi. Perbedaan dalam kepribadian konsumen akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih atau membeli produk, karena konsumen akan membeli barang sesuai dengan kepribadiannya sehingga dengan mengetahui kepribadian konsumen dapat menjadikan pemasar melakukan pemangsaan pasar. Sama halnya dengan gaya hidup, gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang dalam menggunakan waktu dan uang. Perubahan gaya hidup akan mengubah pola konsumsi seseorang. Sehingga dengan mengetahui gaya hidup konsumen akan membuat pemasar mengetahui pangsa pasar produknya. Jika pemasar sudah mengetahui pangsa pasar dari produknya maka pemasar akan dengan mudah memasarkan produknya karena sesuai dengan permintaan pasar.
 16.   Melakukan pendekatan kuantitatif dimana ia mencoba mengidentifikasi dan mengelompokan konsumen kedalam ciri atau sifat-sifat yang bersamaan pendidik menggunakan konsep kepribadian untuk mengkomunikasikan hal hal positif sehingga memiliki positioning sesuai dengan kepribadian konsumen yang di tuju. Dan dengan gaya hidup yang konsisten dari pendidik kebiasaan buruk seseorang pun dapat pelan pelan berubah karena dia melihat pendidik yang memiliki gaya hdup yang baik dan konsisten terhadap apa yang dilakukannya.



Friday, September 11, 2015

Kuliah Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN


IRMA SURYANI


Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan [www.ekonomi.fem.ipb.ac.id]

Fakultas Ekonomi dan Manajemen [www.fem.ipb.ac.id]

Institut Pertanian Bogor [www.ipb.ac.id


Kuliah Perilaku Konsumen IKK233 (Consumer Behavior Class)


Department of Family and Consumer Science [www.ikk.fema.ipb.ac.id]

Faculty of Human Ecology [www.fema.ipb.ac.id]

Bogor Agricultural University [www.ipb.ac.id


Dosen:

Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
Dr. Ir. Megawati Simanjuntak, MS
Ir. MD Djamaluddin, M.Sc
Ir. Retnaningsih, MS

Text Book:
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penyerapan dalam Pemasaran. Edisi 2 Cetakan 1. Jakarta: PT Ghalia Indonesia

 

Assalamualaikum wr. wb

Haaii,,, My name's Irma Suryani. You can call me Irma. Saya lahir di Bogor, 15 Februari 1995. Saya anak ke-3 dari 6 bersaudara, Pendidikan yang telah saya tempuh yaitu TK Nurul Ihya, SDN Panaragan 1 Bogor, SMP Taruna Andigha Bogor, SMA Plus Bina Bangsa Sejahtera dan saat ini saya sedang melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi yaitu di Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University).  Tidak hanya itu, ketika saya masih berada di SMP saya pun mengikuti kursus bahasa inggris di LBPP LIA selama 2 tahun dan Bimbingan belajar (Bimbel) di Primagama ketika kelas 3 SMP. Saya juga memiliki banyak hobi diantaranya yaitu, olaraga (renang, jogging), mendengarkan musik, dan membaca novel.

Di Institut Pertanian Bogor saya mengambil Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) dengan program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembanguan. Saat ini saya sedang berada di tingkat 3 semester 5. Di semester 5 ini saya mengambil 24 sks yang terdiri dari 18 sks dari mayor dan 6 sks dari SC. Supporting Course (SC) yang saya ambil adalah Ekonomi Lingkungan dari departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan dan Perilaku Konsumen dari departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Saya memilih SC tersebut karena pertama, matakuliah ekonomi lingkungan ada kaitannya dan berhubungan dengan mayor. Kedua, saya memilih matakuliah perilaku konsumen karena banyak orang-orang yang sudah berpengalaman mengambil matakuliah tersebut mengatakan bahwa matakuliah tersebut santai, mudah dan dosennya pun asik. Hehhehehe :) . Selain itu saya mengambil SC karena sebagai syarat agar SKS saya terpenuhi, xxixixi :)

Saya ingin setelah saya lulus lalu menjadi seorang sarjana dan nama saya pun berubah menjadi Irma Suryani, SE saya ingin bekerja di Kementerian Keuangan, Allahuma Amin.. "Man Jadda Wa Jadda". Moto Hidupnya adalah Do Your Best at Any Moment That You Have!!

Pada Hari ini Jum'at, 11 September 2015 pukul delapan pagi sampai setengah sebelas saya kuliah Perilaku Konsumen di ruangan Gedung Kuliah A. Kuliah tersebut diberikan oleh Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc Sebenarnya mata kuliah perilaku konsumen ini atau biasa disingkat dengan perilkon tidak ada di program studi saya. Mata kuliah tersebut berada di program studi Ilmu Konsumen dan Keluarga. Saya mengambil mata kuliah tersebut sebagai Supporting Course (SC) agar SKS saya terpenuhi,, hhehehe,, :)

Pada perkuliahan di Jum'at pagi ini membahas tentang "Motivasi dan Kebutuhan"

Ada sedikit ringkasan tentang materi tersebut. Apakah yang kalian tahu tentang motivasi maupun kebutuhan???

"Motivation can be describe as driving force within individuals that impels them to action. This driving force is produce by state of tension, which exists as the result of an unfulfilled need" [Schiffman dan Kanuk 2010]

Dapat disimpulkan bahwa motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension). Kebutuhan yang dirasakan konsumen (felt need) bisa dimunculkan oleh faktor diri konsumen sendiri (fisiologi), misalnya rasa lapar dan haus. Kebutuhan yang datang dari dalam diri seseorang disebut kebutuhan fisiologis atau biologis (innate needs) seperti makan, air, udara, pakaian, rumah, atau seks, atau sering juga disebut sebagai kebutuhan primer yaitu untuk mempertahankan hidup. Adapula kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang diciptakan (acquired needs) adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budaya, bersifat psikologis. Kebutuhan meliputi self-esteem, prestige, affection, power. 

Kebutuhan tersebut dapat dibedakan berdasarkan manfaat yang diharapkan dari pembeli dan penggunaan produk. Pertama, kebutuhan utilitarian yaitu kebutuhan yang mendorong konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik objektif dari produk tersebut. Kedua, kebutuhan ekspresive atau hedonik yaitu kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi. 

Teori Kebutuhan
Menurut teori maslow, Dr. Abraham Maslow adalah seorang psikologi klinis yang memperkenalkan teori kebutuhan berjenjang yang dikenal sebagai Teori Maslow atau Hierarki Kebutuhan Manusia (Maslow's Hiererchy of Needs). Maslow mengemukakan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi yaitu, Physiological Needs (kebutuhan dasar manusia, untuk mempertahankan hidup), Safety Needs (kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia), Social Needs (membutuhkan rasa cinta dari orang lain), Esteem Needs (kebutuhan untuk berprestasi), Need for Self-Actualization (keinginan dari individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi yang dimilikinya)

Teori Motivasi McClelland
Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk berperilaku yaitu:
  1. Kebutuhan untuk sukses (needs for achievement), yaitu keinginan manusia untuk mencapai prestasi dan karir yang baik.
  2. Kebutuhan Afiliasi (needs for affiliation), yaitu keinginan manusia untuk membina hubungan dengan sesamanya.
  3. Kebutuhan Kekuasaan (needs for power), keinginan seseorang untuk bisa mengontrol lingkungannya.
Motivasi dan Strategi Pemasaran
  • Segmentasi, yaitu produk atau jasa yang dipasarkan bisa diarahkan untuk target pasar berdasarkan tingkat kebutuhan konsumen. Ini bisa dilakukan dengan membuat iklan yang berisi pesan mengenai kebutuhan konsumen yang bisa dipenuhi oleh produk atau jasa yang dipasarkan.
  • Positioning, yaitu citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen ataupun persepsi konsumen terhadap produk atau jasa.
Setelah dosen selesai memberikan materi, beliau pun memberikan tugas kepada mahasiswanya untuk berdiskusi tentang materi motivasi dan kebutuhan. Berikut adalah hasil diskusi dari kelompok kami,, :)

1. Apakah Strategi pemasaran suatu barang harus selalu melihat motivasi / perilaku dari konsumen,     atau sebaliknya? Ya, akan lebih baik memenuhi kebutuhan dari konsumen dan tau perilaku konsumen seperti apa, sehingga akan lebih mudah melakukan pemasaran ( Frama Nugraha)

2. Bagaimana cara kita menentukan dalam memasarkan produk untuk menggunakan strategi positioning atau segmentasi? Caranya adalah menentukan market / pasar dari produk kita tersebut sehingga kita bisa menyusuaikan strategi apa yang cocok dan dapat diterima dengan baik oleh konsumen, dan juga dengan memperhatikan jenis produk yang kita punya serta melihat kompetitor yang ada untuk menentukan memilih segmentasi atau pun positioning ( Hanif Fadillah )

3. Apa yang membedakan kebutuhan ego dengan aktualisasi diri sehingga aktualisasi diri itu memiliki tingkat yang lebih tinggi? Kebutuhan ego itu hanya sekedar keinginan untuk mencapai derajat tertinggi menjadi orang yang terbaik . sedangkan aktualisasi diri itu keinginan seseorang untuk mencapai derajat tertinggi dan menjadi orang yang terbaik dengan kemampuan yang dia miliki, jadi bukan hanya sekedar pencitraaan tetapi ada sebuah aktivitas yang menghasilkan sesuatu. Maka dari itulah aktualisasi diri menjadi derajat tertinggi dari kebutuhan menurut maslow ( Usy Thiarany )

4. Motivasi apa yang harus dimiliki agar seseorang tersebut tidak berlebihan dalam membeli suatu barang atau produk? Motivasi yang harus dimiliki seseorang agar tidak membeli barang berlebih adalah dengan memikirkan lebih dulu barang yang benar benar ingin dibeli dan setelah itu baru membelinya. Atau dengan cara tidak terburu – buru dalam membeli suatu barang ( M. A’lanasa Andika F )

5. Motivasi itu ada yang berasal dari factor internal maupun eksternal. Dari kedua factor motivasi tersebut, factor manakah yang lebih penting, factor internal atau factor eksternal? Mengapa? Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga menurut saya, factor yang lebih penting adalah factor internal. Karena motivasi internal itu ada pada dalam perasaan dan pikiran diri sendiri, sehingga akan memandang dirinya secara positif. Sebagai contoh, yaitu seseorang yang giat melakukan aktivitas belajar tanpa adanya motivasi dari luar dan orang tersebut ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan belajar tersebut, misalkan karena orang tersebut ingin mendapatkan pengetahuan. Tetapi jika seseorang tidak memiliki motivasi internal, perlu adanya motivasi eksternal. Misalnya seseorang tersebut termotivasi karena suatu bacaan yang memotivasi, lingkungan, ataupun mendapat dukungan dari orang tua maupun orang terdekat ( Irma Suryani )

6. Pada bab motivasi telah dijelaskan bahwa terdapat dua teori yang dikemukakan, yaitu Teori Kebutuhan Maslow dan Teori Motivasi McClelland. Jelaskan kedua teori terserbut? Teori Maslow mengemukakan kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling rendah yaitu kebutuhan fisiologis sampai paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Teori Maslow, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya dari tingkat rendah terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Konsimen yang telah memenuhi kebutuhannya dari tingkat rendah terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Konsumen yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya maka kebutuhan lainnya yang lebih tinggi akan muncul. Sedangkan Teori Motivasi McClelland menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seseorang individu untuk berperilaku, yaitu (1) kebutuhan untuk sukses yaitu keinginan manusia untuk mencapai prestasi, reputasi dan karir yang baik. (2) kebutuhan untuk afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-orang yang bisa menerimanya, dan (3) kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa mengontril lingkungannya termasuk mempengaruhi orang-orang sekelilingnya. Tujuannya adalah untuk bisa mempengaruhi, mengarahkan dan mengatur orang lain ( Dwi Yonanda Shavira )

7. Strategi apa yang paling baik digunakan antara positioning atau segmentasi? Strategi pemasaran yang paling baik digunakan adalah strategi positioning. Strategi positioning bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan citra produk atau jasa sehingga untuk awal pemasaran produk atau jasa tersebut bisa dipilih konsumen. Hal ini dikarenakan produk atau jasa tersebut memiliki citra yang menempel di konsumen. Berbeda dengan strategi pemasaran segmentasi, produk hanya di arahkan untuk target pasar tanpa meningkatkan citra produk atau jasa sehingga akan kurang menarik konsumen untuk mengkonsumsinya (Esti Pangestuningrum)

Sekian ringkasan dan hasil diskusi yang dapat saya tulis. Semoga bermanfaat. Amiin,,,:)

Wassalam,,,