Saturday, December 19, 2015

Tanggung Jawab Sosial Terhadap Konsumen dan Iklan yang Menyesatkan dan Mengelabui Konsumen

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 18 Desember 2015
Pertemuan ke 13 dan 14 

TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP KONSUMEN

Walaupun kebutuhan dan keinginan setiap konsumen adalah berbeda, tetapi semua konsumen melakukan hal yang sama, yaitu konsumsi barang dan jasa. Setiap konsumen mendambakan memperoleh hak-haknya dengan layak, memiliki bargaining power yang sama tatkala melakukan transaksi dengan produsen. Adapun beberapa praktik yang merugikan konsumen adalah manipulasi harga, promosi pengurangan harga yang tidak benar, biaya kemasan, shortweighting and slackfilling, penempatan produk yang mentah atau rusak, manipulasi timbangan, pemberian harga yang ganjil, dan tanpa tanggal kedaluwarsa. Karena itu konsumen membutuhkan bimbingan dan perlindungan dari semua pihak yang terlibat dalam proses penyediaan makanan, terutama dari pihak pemerintah dan legislatif.

Perlindungan terhadap konsumen bukan hanya datang dari pemerintah, tetapi juga harus datang dari pihak legislatif sebagai lembaga tertinggi yang mempunyai wewenang membuat undang-undang. Konsumen tetaplah harus memperhatikan hak-haknya, mencari informasi, mengolah informasi, dan melakukan penilaian terhadap mutu makanan yang dipilihnya. Sejarah pergerakan hak-hak konsumen mencatat bahwa hak-hak konsumen secara resmi dikemukakan pertama kali oleh Presiden Amerika John F. Kennedy dihadapan Kongres Amerika pada tahun 1962, yang dikenal sebagai Consumer's Bill of Right, yang isinya adalah hak untuk memperoleh keamanan (the right to be safety), hak memperoleh informasi (the right to be informed), hak untuk didengar (the right to be heard), dan hak untuk memilih (the right to choose). Hak-hak konsumen juga dicantumkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.


IKLAN YANG MENYESATKAN DAN MENGELABUI KONSUMEN

Salah satu kegiatan produsen yang sangat merugikan konsumen adalah pemberian informasi yang mengelabui. Pada prinsipnya, ada empat jenis informasi yang mengelabui, yaitu: objective claim, subjective claim, the claim with two meanings, dan unsubstantianed claim. Klaim atau pernyataan yang objektiv adalah suatu informasi yang diberikan kepada konsumen tentang karakteristik suatu produk. Kebenaran dari informasi ini dapat dibuktikan melalui pengujian atau dibandingkan dengan standar yang telah ada. Bentuk kedua dari informasi ini adalah klaim atau pernyataan subjektif. Informasi seperti ini sukar dibuktikan kebenarannya bukan karena ketidakcukupan pengetahuan, tetapi kriteria yang akan digunakan bersifat sangat subjektif sehingga sukar diukur secara objektif. Bentuk ketiga dan informasi yang mengelabui adalah klaim atau pernyataan yang mengandung dua arti, sebagian benar dan sebagian salah, dan yang bentuk keempat adalah yang tidak mempunyai dasar dan tidak didukung oleh logika.

Proses Keputusan Konsumen: Pembelian, Konsumsi, dan Kepuasan Konsumen

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 11 Desember 2015
Pertemuan ke-12

Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli dan bagaimana cara membayarnya. Pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan dalam 3 macam, yaitu: pembelian yang terencana sepenuhnya, pembelian yang separuh terencana, dan pembelian yang tidak terencana. Proses pembelian meliputi tahap pencarian informasi, mengambil dana, berhubungan dengan toko, mencari produk, dan transaksi. Tahap keempat dari proses keputusan adalah konsumsi. Produk yang dikonsumsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: barang tahan lama dan barang tidak tahan lama. Untuk mengetahui konsumsi produk, maka seorang pemasar harus mengetahui tiga hal, yaitu frekuensi konsumsi, jumlah konsumsi, dan tujuan konsumsi.

Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan konsumen atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah The Expectancy Disconfirmation Model, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan sesungguhnya yang diperoleh .Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan disebut sebagai diskonfirmasi positif sehingga konsumen akan merasa puas. Produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi sederhana. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi negatif, sehingga konsumen merasa tidak puas.

Konsumen yang merasa puas terhada produk atau merek yang dikonsmsi akan membeli ulang produk tersebut. Pembelian ulang yang terus menerus dari produk dan merek yang sama akan menunjukan loyalitas konsumen terhadap merek. Inilah yang disebut sebagai loyalitas merek, suatu hal yang diharapkan produsen. Loyalitas merek diartikan sebagai sikap positif seorang konsumen terhadap suatu merek, konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang merek yang sama pada saat sekarang maupun masa datang. Keinginan yang kuat tersebut dibuktikan dengan selalu membeli merek yang sama. Loyalitas merek sangat terkait dengan kepuasan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen akan mempengaruhi derajat loyalitas merek seseorang.

Sunday, December 6, 2015

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen: Pengenalan Kebutuhan, Pencarian Informasi, dan Evaluasi Alternatif

Matakuliah Perilaku Konsume
Jumat, 4 Desember 2015
Pertemuan ke


Model manusia adalah suatu model tingkah laku keputusan dari seorang indvidu berdasarkan empat perspektif, yaitu manusia ekonomi (economic man), manusia pasif (passive man), manusia kognitif (cognitive man), dan manusia emosional (emotional man). Model manusia ini menggambarkan bagaiman dan mengapa seorang individu berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.

Ada tiga tipe pengambilan konsumen: (a) pemecahan masalah yang diperluas, (b) pemecahan masalah yang terbatas, (c) pemecahan masalah rutin, Konsumen membutuhkan informasi yang banyak  untuk menetapkan kriteria dalam nilai merek tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek. 

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah. Ada nenerapa fakor yang mempengaruhi keaktifan kebutuhan yaitu waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, dan pengaruh pemasaran. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli suatu produk. Ada tiga faktor yang menentukan proses pencarian informasi yang ekstensif, yaitu faktor risiko produk, karakteristik konsumen, dan faktor situasi. 

Tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Ada tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi, yaitu harga, merek, dan negara asal pembuat produk. Setelah menentukan alternatif yang dipilih, selanjutnya konsumen akan menentukan produk  atau merek yang akan dipilihnya. Teknik pemilihan dalam alternatif ini, yaitu decision rule adalah teknik yang digunakan konsumen dalam memilih alternatif produk atau merek. Teknik pemilihan terbagi menjadi dua teknik utama, yaitu teknik kompensatori dan teknin nonkompensasori.

Prinsip dari teknik kompensatori adalah kelebihan suatu atribut dari sebuah merek dapat menutupi kelemahan dari atribut lainnya. Teknik nonkompensatori diterapkan oleh konsumen pada situasi keterlibatan rendah. Teknik ini menyatakan bahwa skor yang tinggi pada satu atribut tidak bisa menutupi skor yang rendah pada atribut lainnya. Teknik nonkompensatori disebut juga sebagai model heirarki pilihan (heirarchical models of choice atau heuristic models of choice), dimana konsumen membandingkan skor atribut satu persatu. Beberapa teknik nonkompensatori adalah teknik leksikografik, teknik pengurangan bertahap, teknik konjungtif, dan teknik disjungtif.

Saturday, November 28, 2015

Lingkungan dan Situasi Konsumen, dan Pengaruh Teknologi terhadap Perilaku Konsumen

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 27 November 2015
Pertemuan ke-10

LINGKUNGAN DAN SITUASI KONSUMEN

Lingkungan konsumen terbagi kedalam dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen, termasuk didalamnya adalah beragam produk, tokp, maupun lokasi toko dan produk di dalam toko.

Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen, lingkungan dibagi menjadi lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat dekat dengan konsume yang akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kognitif konsumen secara langsung. Lingkungan makro adalah lingkungan yang jauh dari konsumen, bersifat umum dan berskala luas, dan memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat. Situasi bukanlah lingkungan fisik atau karakteristik lingkungan sosial. Situasi konsumen terdiri atas tiga macam: situasi komunikasi, situasi pembelian, dan situasi penggunaan. 

Beberapa karakteristik lingkungan toko yang perlu diperhatikan adalah lokasi toko, layout, musik, display barang, dan kesesakan. Lingkungan sosial toko adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya. Waktu adalah faktor situasi penting lainnya yang mempengaruhi pembelian di toko. Situasi konsumen ketiga adalah situasi konsumsi atau situasi pemakaian atau situasi penggunaan barang dan jasa, yaitu situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Produk-produk pemakaian alas kaki misalnya dibedakan kedalam beberapa macam situasi pemakaian: pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja.

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Dunia mengalami perkembangan teknologi yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir ini, terutama teknologi di bidang komunikasi seperti internet dan telepon genggam. Internet pun merupakan teknologi yang pesat berkembang. Hampir setiap individu memiliki akses internet. Situs-situs jejaring sosial menjadi situs paling banyak diminati, Sehingga gerai-gerai internetpun dapat dengan mudah ditemukan. 

Tingginya frekuensi komunikasi melalui media internet menjadikan internet sebagai alat salah satu pemasaran yang efektif dan efisien. Kini banyak toko-toko online yang menawarkan melalui berbagai blog, web, maupun situ jejaring sosial seperti facebook, twitter. Adanya keberadaan toko online membuat konsumen dengan mudah mendapatkan barang yang diinginkan, dan lebih menghemat waktu. Maraknya menggunakan internet pun mendorong terjadinya penipuan yang berdampak negatif bagi masyarakat. Penipuan melalui internet dilakukan dengan mengirim email seolah undian berhadian dan lain sebagainya,

Kemajuan teknologi dibidang komunikasi terutama internet dan telepon genggam sangat berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembayaran. Sistem pembayaran yang digunakan saat ini adalah melalui internet perbankan dan mobile perbankan.

Kelompok Acuan

Matakuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 20 November 2015
Pertemuan ke-9

Kelompok Acuan

Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, Didalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota kelompok seringkali membuat keputusan bersama sebagai sebuah kelompok. 

Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan perilaku. Kelompok acuan akan memberi standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. 

Kelompok acuan dibedakan ke dalam formal dan informal, primer dan sekunder, aspirasi dan disosiasi. Tiga macam pengaruh kelompok acuan: pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai, dan pengaruh informasi.  Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen: kelompok persahabatan. kelompok belanja, kelompok kerja, kelompok maya, dan kelompok pegiat konsumen. Kelompok acuan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran: selebriti, ahli pakar, orang biasa, para eksekutif dan karyawan, atau juru bicara.  Seorang konsumen seringkali meminta pendapat mengenai produk dan jasa kepada teman, keluarga, atau kelompok acuan lainnya. Kelompok acuan yang memberikan pendapat disebut sebagai pemberi pengaruh. Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain dalam perilaku: (1) teori menetes, (2) arus dua tahap, dan (3) interaksi banyak tahap. 

Sunday, November 15, 2015

Karakteristik Demografi, Sosial, dan Ekonomi Konsumen dan Keluarga dan Rumah Tangga

Kuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 13 November 2015

Pada hari Jumat pagi ini hari pertama kuliah perilaku konsumen di sesi UAS dan diajar oleh Bu Mega. Kuliah pertama kali ini membahas dua bab sekaligus yaitu Karakterstik Demografi, Sosial, dan Ekonomi Konsumen serta Keluarga dan Rumah Tangga

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, SOSIAL, DAN EKONOMI KONSUMEN

Budaya yang ada dalam suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut subbudaya. Pengelompokan masyarakat biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan, dan sebagainya. Perbedaan kelompok terbsebut berdasarkan kepada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi konsumen. Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Misalnya, suku adalah variabel demografi, dimana kita bisa mendapatkan subbbudaya yang berbeda yaitu suku Sunda, suku Jawa, suku Batak, dan suku Melayu. Karakteristik demografi sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial. 

Kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokkan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk, jenis jasa, merek yang dikonsumsi konsumen, pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat barlibur dari seorang konsumen. Perbedaan kelas atar strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang. Ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan kedalam 3 kategori: variabel ekonomi (status pekerjaan, pendapatan, dan harta benda), variabel interaksi (prestis individu, asosiasi, dan sosialisasi), variabel politik (kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas).


KELUARGA DAN RUMAH TANGGA

Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen. Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar, karena keluarga memiliki pengaruh yang besar kepada konsumen, Analisis perilaku konsumen belumlah sempurna jika studi keluarga belum dilakukan. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah. Rumah tangga adalah istilah yang lebih luas dari keluarga, dan keluarga merupakan bagian dari rumah tangga. Adapun beberapa peran keluarga dalam pengambilan keputusan yaitu sebagai inisiator, pemberi pengaruh, penyaring informasi, pengambil keputusan, pembeli, dan pengguna. 

Beberapa studi mengidentifikasikan model pengambilan keputusan produk oleh sebuah keluarga: Istri Dominan Dalam Mengambil Keputusan, Suami Dominan Dalam Mengambil Keputusan, Keputusan Autonomi, Keputusan Bersama. 
Sosialisasi adalah proses bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan, keahlian, dan hubungan sosial yang menyebabkan ia mampu berpartisipasi sebagai anggota masyarakat. Arti sosialisasi disini adalah sosialisasi anak sebagai konsumen. Sosialisasi anak sebagai konsumen diartikan sebagai proses dimana seorang anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan sikap yang relevan dengan fungsinya sebagai konsumen di pasar. Proses sosialisasi tersebut juga diartikan sebagai proses bagaimana seorang anak memperoleh pengetahuan tentang barang dan jasa serta pengetahuan konsumsi, dan pencarian informasi dan keterampilan untuk menawar barang dan jasa.  

Saturday, October 24, 2015

SIkap Konsumen, Pengaruh Agama terhadap Perilaku Konsumen, dan Budaya

Mata Kuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 16 Oktober 2015
Pertemuan ke-7

Pertemuan minggu ini membahas 3 bab sekaligus yaitu, Sikap Konsumen, Pengaruh Agama terhadap Perilaku Konsumen, dan Budaya. Pertemuan kali ini juga adalah pertemuan terakhir di sesi UTS...

SIKAP KONSUMEN

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap atribut dan manfaat dari objek tersebut. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atribut, dan manfaat. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.

Beberapa karakteristik sikap adalah:

  1. sikap memiliki objek
  2. konsistensi sikap
  3. sikap bisa positif, negatif, dan netral
  4. sikap bisa dibedakan berdasarkan intensitasnya
  5. resistensi sikap
  6. persistensi sikap
  7. keyakinan sikap
  8. sikap dan situasi
Beberapa fungsi sikap yang dipakai dalam strategi pemasaran adalah fungsi utilitarian, fungsi mempertahankan ego, fungsi ekspresi nilai, fungsi pengetahuan, kombinasi beberapa fungsi, mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa, memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan, mengubah evaluasi ralatif terhadap atribut, mengubah kepercayaan merek, menambahkan sebuah atribut kepada produk.

Menurut Tricomponent Attitude Model, sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif disebut juga sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen.

Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multiatribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri dari tiga model, yaitu The Attitude-Toward-Object Model, The Attitude-Toward-Behavior Model, dan The Theory-of-Reasoned-Action Model. Model Multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut yang dievaluasi. 

The Attitude Towar Object Model digunakan untuk mengukur sikap konsumen tehadap sebuah produk ata berbagai merek produk. Model tersebut menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya. Model Multiatribut menekankan adanya salience of attributes, Salience, artinya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen terhadap sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek ditentukan oleh dua hal, yaitu (1) kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk/merek dan (2) evaluasi pentingnya atribut dari produk.

Model sikap lainnya yang sering digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap suatu produk adalah Model Sikap Angka Ideal (The Ideal Point Model). Model tersebut mengemukakan bahwa model angka ideal ini akan memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk. Perbedaan utama model Fishbein dan ideal adalah terletak pada pengukuran sikap ideal menurut konsumen. Fishbein tidak mengukur sikap ideal menurut konsumen. Pada prinsipnya, model angka ideal ini memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan oleh konsumen. Model ini mengukur gap antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen.


PENGARUH AGAMA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Agama merupakan salah satu karakteristik demografi yang sangat penting. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh berbagai lembaga, tercatat beragam agama yang paling dianut oleh penduduk di dunia, yaitu Kristen, Islam, Hindu, Budha, Sikh, Sinto, Judaism, Bahai, Confusianism, Jainism, Zoroastianism, dan Taoism. Setiap agama memberi ajaran yang sangat berpengaruh terhadap sikap, persepsi, dan perilaku konsumen dari para penganutnya.

Agama merupakan kepercayan akan keberadaan Tuhan. Hampir sebagian besar manusia yang hidup di dunia, umumnya memeluk salah satu agama.Agama resmi yang dianut oleh penduduk Indonesia yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Agama Islam adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dan mempengaruhi kehidupan penduduk muslim di Indonesia. Dalam Agama Islam terdapat ajaran untuk mengakui keberadaan Allah, mendirikan shalat, menunaikan puasa ramadhan, membayar zakat, dan melakukan ibadah haji bagi yang mampu. Keenam prisip dasar dari ajaran Islam tersebut telah mempengaruhi bagaimana seorang muslim berperilaku sebagai konsumen. Konsumen muslim akan memilih dan mengkonsumsi makanan halal. Ketentuan makanan halal dalam ajaran Islam sangat mempengaruhi semua konsumen muslim dalam menentukan makanan yang dikonsumsinya.

Umat Nasrani, baik kristen Protestan maupun Katolik merayakan Natal. Pada saat perayaan Natal tersebut, terdapat tradisi untuk memberikan hadial kepada orang yang disayangi, seperti keluarga dan teman. Oleh karena itu konsumen yang menganut agama ini membeli berbagai macam barang yang dijadikan hadian ketika mendekati perayaan Natal.

Dalam ajaran Budha terdapat keyakinan bahwa umat Budha harus menjadi seorang vegetarian. Vegetarian merupakan salah satu jenis perilaku konsumen dalam menentukan asupan makanan yang dikonsumsi. Seorang yang vegetarian memilih untuk tidak mengkonsumsi pangan yang berasal dari hewan. Vegetarian lebih memilik untuk mengkonsumsi pangan yang berasal dari tumbuhan.

Jika dalan ajaran agama Budha terdapat ajaran mengenai tidak boleh makan daging atau vegetarian, di dalam ajaran agama Hindu terdapat ajaran mengenai pelanggaran untuk memakan daging sapi, karena disebabkan bahwa hewan sapi adalah binatang yang suci.

Sangat berpengaruh ajaran atau aturan agama dalam pola konsumsi masyarakat sangat disadari oleh konsumen. Tidak jarang iklan, baik iklan media TV maupun iklam media cetak yang mengkaitkan produk mereka dengan kebutuhan agama. Para pemasar pun mempergunakan kesempatan tersebut, karena para pemasar menyadari bahwa secara umum masyarakat indonesia sangat dipengaruhi oleh ajaran agama,


BUDAYA

Konsep subbudaya sangat terkait dengan demografi, dimana demografi akan menggambarkan karakteristik suatu produk. Dalam variabel demografi tersebut, bisa mendapatkan subbudaya yang berbeda, yaitu suku Sunda, suku Jawa, suku Batak, suku Melayu. Karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan adalah sumber daya meterial yang sangat penting bagi konsumen. Para peneliti sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan data pendapatan dari konsumen. Konsumen merasa tidak nyama jika harus mengungkapkan pendapatan yang diterimanya, dan sebagian merasa bahwa pendapatan adalah suatu hal yang bersifat pribadi. Untuk menganalisis kesulitan tersebut, para peneliti menggunaka metode lain dalam mengukur pendapatan seorang konsumen yaitu dengan pendekatan pengeluaran konsumen. Pendapatan bukanlah satu-satunya sumber daya ekonomi konsumen. Kredit dan kartu kredit merupakan sumber daya ekonomi lainnya yang sangat penting. 

Kelas sosial adalah bentuk lain pengelompokan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas sosial juga mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat liburan. Perbedaan kelas atau strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilihan harta benda, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut. Ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan kedalam tida kategori: 
  1. variabel ekonomi (status pekerjaan, pendapatan, dan harta benda)
  2. variabel interaksi (prestis individu, asosiasi, dan sosialisasi)
  3. variabel politik ( kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas)