Mata Kuliah Perilaku Konsumen
Jumat, 16 Oktober 2015
Pertemuan ke-7
Pertemuan minggu ini membahas 3 bab sekaligus yaitu, Sikap Konsumen, Pengaruh Agama terhadap Perilaku Konsumen, dan Budaya. Pertemuan kali ini juga adalah pertemuan terakhir di sesi UTS...
SIKAP KONSUMEN
Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap atribut dan manfaat dari objek tersebut. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atribut, dan manfaat. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
Beberapa karakteristik sikap adalah:
- sikap memiliki objek
- konsistensi sikap
- sikap bisa positif, negatif, dan netral
- sikap bisa dibedakan berdasarkan intensitasnya
- resistensi sikap
- persistensi sikap
- keyakinan sikap
- sikap dan situasi
Beberapa fungsi sikap yang dipakai dalam strategi pemasaran adalah fungsi utilitarian, fungsi mempertahankan ego, fungsi ekspresi nilai, fungsi pengetahuan, kombinasi beberapa fungsi, mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa, memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan, mengubah evaluasi ralatif terhadap atribut, mengubah kepercayaan merek, menambahkan sebuah atribut kepada produk.
Menurut Tricomponent Attitude Model, sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif disebut juga sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen.
Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multiatribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri dari tiga model, yaitu The Attitude-Toward-Object Model, The Attitude-Toward-Behavior Model, dan The Theory-of-Reasoned-Action Model. Model Multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut yang dievaluasi.
The Attitude Towar Object Model digunakan untuk mengukur sikap konsumen tehadap sebuah produk ata berbagai merek produk. Model tersebut menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya. Model Multiatribut menekankan adanya salience of attributes, Salience, artinya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen terhadap sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek ditentukan oleh dua hal, yaitu (1) kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk/merek dan (2) evaluasi pentingnya atribut dari produk.
Model sikap lainnya yang sering digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap suatu produk adalah Model Sikap Angka Ideal (The Ideal Point Model). Model tersebut mengemukakan bahwa model angka ideal ini akan memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk. Perbedaan utama model Fishbein dan ideal adalah terletak pada pengukuran sikap ideal menurut konsumen. Fishbein tidak mengukur sikap ideal menurut konsumen. Pada prinsipnya, model angka ideal ini memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan oleh konsumen. Model ini mengukur gap antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen.
PENGARUH AGAMA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Agama merupakan salah satu karakteristik demografi yang sangat penting. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh berbagai lembaga, tercatat beragam agama yang paling dianut oleh penduduk di dunia, yaitu Kristen, Islam, Hindu, Budha, Sikh, Sinto, Judaism, Bahai, Confusianism, Jainism, Zoroastianism, dan Taoism. Setiap agama memberi ajaran yang sangat berpengaruh terhadap sikap, persepsi, dan perilaku konsumen dari para penganutnya.
Agama merupakan kepercayan akan keberadaan Tuhan. Hampir sebagian besar manusia yang hidup di dunia, umumnya memeluk salah satu agama.Agama resmi yang dianut oleh penduduk Indonesia yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Agama Islam adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dan mempengaruhi kehidupan penduduk muslim di Indonesia. Dalam Agama Islam terdapat ajaran untuk mengakui keberadaan Allah, mendirikan shalat, menunaikan puasa ramadhan, membayar zakat, dan melakukan ibadah haji bagi yang mampu. Keenam prisip dasar dari ajaran Islam tersebut telah mempengaruhi bagaimana seorang muslim berperilaku sebagai konsumen. Konsumen muslim akan memilih dan mengkonsumsi makanan halal. Ketentuan makanan halal dalam ajaran Islam sangat mempengaruhi semua konsumen muslim dalam menentukan makanan yang dikonsumsinya.
Umat Nasrani, baik kristen Protestan maupun Katolik merayakan Natal. Pada saat perayaan Natal tersebut, terdapat tradisi untuk memberikan hadial kepada orang yang disayangi, seperti keluarga dan teman. Oleh karena itu konsumen yang menganut agama ini membeli berbagai macam barang yang dijadikan hadian ketika mendekati perayaan Natal.
Dalam ajaran Budha terdapat keyakinan bahwa umat Budha harus menjadi seorang vegetarian. Vegetarian merupakan salah satu jenis perilaku konsumen dalam menentukan asupan makanan yang dikonsumsi. Seorang yang vegetarian memilih untuk tidak mengkonsumsi pangan yang berasal dari hewan. Vegetarian lebih memilik untuk mengkonsumsi pangan yang berasal dari tumbuhan.
Jika dalan ajaran agama Budha terdapat ajaran mengenai tidak boleh makan daging atau vegetarian, di dalam ajaran agama Hindu terdapat ajaran mengenai pelanggaran untuk memakan daging sapi, karena disebabkan bahwa hewan sapi adalah binatang yang suci.
Sangat berpengaruh ajaran atau aturan agama dalam pola konsumsi masyarakat sangat disadari oleh konsumen. Tidak jarang iklan, baik iklan media TV maupun iklam media cetak yang mengkaitkan produk mereka dengan kebutuhan agama. Para pemasar pun mempergunakan kesempatan tersebut, karena para pemasar menyadari bahwa secara umum masyarakat indonesia sangat dipengaruhi oleh ajaran agama,
BUDAYA
Konsep subbudaya sangat terkait dengan demografi, dimana demografi akan menggambarkan karakteristik suatu produk. Dalam variabel demografi tersebut, bisa mendapatkan subbudaya yang berbeda, yaitu suku Sunda, suku Jawa, suku Batak, suku Melayu. Karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan adalah sumber daya meterial yang sangat penting bagi konsumen. Para peneliti sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan data pendapatan dari konsumen. Konsumen merasa tidak nyama jika harus mengungkapkan pendapatan yang diterimanya, dan sebagian merasa bahwa pendapatan adalah suatu hal yang bersifat pribadi. Untuk menganalisis kesulitan tersebut, para peneliti menggunaka metode lain dalam mengukur pendapatan seorang konsumen yaitu dengan pendekatan pengeluaran konsumen. Pendapatan bukanlah satu-satunya sumber daya ekonomi konsumen. Kredit dan kartu kredit merupakan sumber daya ekonomi lainnya yang sangat penting.
Kelas sosial adalah bentuk lain pengelompokan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas sosial juga mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat liburan. Perbedaan kelas atau strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilihan harta benda, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut. Ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan kedalam tida kategori:
- variabel ekonomi (status pekerjaan, pendapatan, dan harta benda)
- variabel interaksi (prestis individu, asosiasi, dan sosialisasi)
- variabel politik ( kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas)